Selasa, 17 Maret 2009

KISAH KISAH PERTOLONGAN DEWI TARA

Disunting dari buku “Bhagavati Tara Dewi”

Pada waktu itu, Arya Tara berdasarkan belas kasih hendak menunjukkan manifestasinya kepada bahkan mereka yang belum mencapai realisasi. Berikut ini adalah beberapa kisah singkat pertolongannya, yang terdapat dalam tradisi lisan.

1. Perlindungan dari rasa takut pada musuh

Dikisahkan ada seorang ksatria, jatuh tertidur di sebuah taman di Odivisa, dikepung oleh tentara musuh ribuan banyaknya, sangat kuat dan bersenjata lengkap. Ia tidak memiliki pelindung lain. Tetapi ia pernah mendengar bahwa terdapat seorang Dewi bernama Tara yang melindungi dari 16 mara bahaya, dan ia berpikir “Aku berlindung hanya kepadanya”, ia memanggil nama Arya Tara. Saat ia mulai menangis, Arya Tara menampakkan diri di angkasa di hadapannya. Dari telapak kaki Arya Tara keluar angin puyuh yang menerbangkan tentara musuh tersebut ke segala penjuru dan sampai ke negeri mereka sendiri.

2. Perlindungan dari rasa takut pada singa

Seorang pengumpul kayu pergi ke hutan, dan bertemu dengan singa lapar yang akan menerkamnya. Menyeretnya dengan taring kembali ke sarangnya. Merasa takut dan gemetar, ia kemudian memanggil Arya Tara, dan Arya Tara muncul dalam wujud seorang wanita berpakaian daun, yang menariknya dari mulut singa dan melemparkannya ke pasar di tengah kota.

3. Perlindungan dari rasa takut pada gajah

Seorang gadis desa berumur 12 tahun bermaksud pergi ke hutan untuk memetik bunga-bungaan bertemu dengan seekor gajar liar bernama Khuni. Gajah itu dengan belalainya yang panjang menangkap si gadis dan hampir menggigitnya. Saat itu juga ia ingat pada Arya Tara dan memohon pertolongannya. Arya Tara kemudian mengendalikan gajah tersebut, yang kemudian meletakkan gadis itu di atas sebuah batu yang tinggi dan besar, selanjutnya mengangkatnya lagi membawanya ke tengah pasar di kota melewati halaman vihara, akhirnya meletakkan gadis tersebut di depan pintu istana raja. Menganggap bahwa gadis itu memiliki karma baik, raja kemudian mengambilnya sebagai permaisuri.

4. Perlindungan dari rasa takut pada kebakaran

Dikisahkan terdapat sebuah keluarga yang bermusuhan dengan tetangganya, pada suatu malam musuhnya itu membakar rumahnya. Ia berjuang untuk memadamkan kobaran api tetapi tidak berhasil. Secara tak sengaja ia menyebut-nyebut nama Arya Tara, “Oh Tara, oh Tara habislah rumahku,” tiba-tiba Arya Tara muncul di atas rumah itu, sehingga api padam dengan sendirinya.

5. Perlindungan dari rasa takut pada ular berbisa

Diceritakan ada seorang pelacur di sebuah kota bertemu dengan seorang pedagang yang memberinya sebuah kalung dari untaian lima ratus butir mutiara. Di tengah malam ia bermaksud pergi ke rumah pedagang itu, meninggalkan rumahnya. Sesampainya di jalan ia memegang ranting pohon sirisha, tiba-tiba seekor ular berbisa yang berada di pohon itu melilit tubuhnya dan mencengkramnya. Ia ingat pada Dewi Tara serta kebajikan-kebajikannya. Ular berbisa itu kemudian berubah menjadi karangan bunga di tubuhnya. Diceritakan bahwa karangan bunga itu tetap melilit tubuhnya selama tujuh hari yang setelah itu berubah menjadi seekor ular putih yang tidak berbisa dan pergi masuk ke sungai.

6. Perlindungan dari rasa takut pada penjahat

Di daerah Gujjirata (Gujarat) terdapat seorang pedagang yang sangat kaya bernama Bharukaccha. Dalam perjalanan menuju Maru (Marwar) dengan kira-kira seribu ekor unta dan lima ratus ekor kerbau, ia sampai di suatu daerah yang terdapat ribuan bandit. Daerah itu penuh dengan ceceran daging, darah, dan tulang belulang para pedagang yang sampai di situ sebelumnya. Seratus ribu di antara mereka telah terpancang di atas tonggak, para bandit itu makan daging manusia seperti raksasa. Bharukaccha gemetar sangat ketakutan, merasa dirinya tanpa perlindungan, ia memohon pada Dewi Tara. Tiba-tiba muncul barisan tentara yang gagah berani menyandang senjata, mereka merupakan emanasi Dewi Tara. Tentara-tentara itu kemudian menghalau para bandit tersebut jauh-jauh tanpa membunuh seorang pun dari mereka. Setelah bandit-bandit itu tiada, pedagang itu dapat pergi dan pulang dengan aman.

7. Perlindungan dari rasa takut pada penjara

Pemimpin dari sekelompok pencuri pergi ke tempat penyimpanan harta raja. Setelah sampai ke dalam, mereka menemukan sebotol arak dan meminumnya yang kemudian menyebabkan mereka semua mabuk dan tertidur. Setelah ditemukan oleh penjaga istana, mereka kemudian dijebloskan ke dalam penjara dan di sana mereka mengalami banyak penderitaan. Mereka memohon pertolongan Dewi Tara, tiba-tiba dari angkasa seekor burung pancawarna melepaskan belenggu mereka. Pintu penjara terbuka dengan sendirinya sehingga mereka dapat bebas melarikan diri. Sesampainya di kampung mereka, dalam mimpi pemimpin pencuri tersebut melihat seorang Dewi berpakaian dan berperhiasan lengkap berkata kepadanya, “Jika Engkau ingat kebaikanku, dirimu dan para pengikutmu harus meninggalkan pekerjaan sebagai pencuri.” Oleh karena itu, pencuri tersebut berikut lima ratus orang anak buahnya meninggalkan pekerjaannya dan melakukan banyak kebajikan.

8. Perlindungan dari rasa takut pada badai laut

Lima ribu orang pedagang berencana pergi ke arah selatan, mereka membawa tiga buah perahu yang sangat besar dan kuat, pergi ke arah pulau permata, sesampainya di pulau itu mereka menuju pulau lain dan memenuhi perahunya dengan kayu cendana putih. Tetapi Danapati (penguasa harta benda) yang berdiam di samudra murka dan mengirimkan badai yang sangat besar membuat mereka hanyut sangat jauh. Setelah mengarungi samudra berbagai warna, mereka dihadang lagi oleh gelombang yang sangat besar. Meski mereka telah berdoa siang malam kepada Dewa Brahma, Vishnu, Shiva, Soma dan Kuvera, mereka tidak memperoleh perlindungan. Bahkan tali penggandeng perahu mereka terputus dan perahu yang berisi batu permata dan kayu cendana hanyut. Sedang perahu yang mereka naiki jadi terombang-ambing. Seorang Upashaka yang juga berada di perahu itu ingat pada Arya Tara. Dengan nada sedih ia melafalkan mantra Tara sepuluh suku kata. Seketika badai mereda, dan dalam waktu hanya semalam perahu mereka telah sampai di India. Perahu yang berisi batu permata dan kayu cendana terdorong oleh angin akhirnya juga sampai di tempat asal mereka.

9. Perlindungan dari rasa takut pada pisacha

Terdapat sebuah vihara di daerah timur yang menjadi tempat berdiamnya para bhiksu Saindhava-sravaka (penganut Samitiyya; Hinayana). Pada suatu ketika, setiap pagi seorang bhiksu yang berjalan-jalan di sekeliling vihara selalu ditemukan meninggal. Seluruh penghuni vihara menjadi bingung karenanya. Hingga pada suatu ketika di malam hari seorang Sramanera berjalan-jalan di tempat itu, mendadak muncul Pisacha bertubuh hitam, sangat besar, menyeringaikan taringnya mencengkram kepala Sramanera tersebut. Ia ingat bahwa menurut penganut Mahayana ada seorang Dewi bernama Tara yang dapat menolong dari delapan mara bahaya, untuk itu ia memohon pertolongannya. Ia memanggil-manggil nama Arya Tara. Selanjutnya datanglah seorang Dewi bertubuh hitam memegang pedang terhunus di tangannya, mengusir Pisacha itu. Pisacha itu kemudian meminta maaf kepada Sramanera serta memberinya jambangan besi berisi penuh batu permata dari dasar bumi. Sejak kejadian itu bahaya yang menimpa vihara tersebut telah sirna.

10. Perlindungan dari penyakit lepra

Di negeri Kumaraksetra seorang Guru brahmana disebabkan karena karma masa lalunya menderita penyakit lepra. Melalui penularan dari satu orang ke orang lainnya, akhirnya 500 orang brahmana menderita penyakit lepra parah. Karena dijauhi oleh sanak keluarganya juga para tabib, mereka menanggalkan atribut kebrahmanaannya. Dalam menjalani hidup sebagai pengemis pada suatu ketika di sebuah jalan mereka melihat terdapat sebuah arca batu Arya Tara. Tiba-tiba muncul sraddha yang kuat dalam hati mereka, lima ratus orang brahmana tersebut memanjatkan doa-doa kepadanya. Dari tangan Arya Tara mengalir air penyembuh ajaib, dan hanya dengan mandi memakai air tersebut penyakit lepra mereka yang parah tersembuhkan. Dikisahkan juga bahwa badan mereka menjadi sangat tampan seperti dewa.

11. Perlindungan dan rasa takut pada para pesuruh D ewa Indra

Dewa Indra adalah penguasa arah timur, para pesuruhnya adalah para gandharva yang merupakan roh jahat. Mereka sangat kasar dan sangat tangkas serta perintang besar bagi Dharma. Berikut ini adalah kisah perlindungan dari bahaya itu.

Di hutan Mathura terdapat lima ratus orang bhiksu (Hinayana) sedang melaksanakan samadhi Dhyana, di mana mereka hidup penuh dengan kebajikan. Pada suatu ketika beberapa pesuruh Dewa Indra datang, beberapa dari mereka menyamar sebagai seorang bhiksu, ada juga dari mereka yang menampakkan diri sebagai yaksa dengan wajah binatang buas misalnya singa, gajah, atau sarabha; kadang mereka menampakkan diri dengan tipu muslihat dan kadang dengan bujuk rayu dan semacamnya. Beberapa orang bhiksu jadi hilang ingatan, beberapa lagi menjadi gila dan beberapa lainnya terbelenggu batinnya sehingga melewatkan seluruh waktunya hanya untuk menyanyi dan menari. Salah seorang dari bhiksu di tempat itu menyadari bahwa mereka sedang mengalami gangguan dari makhluk halus. Ia juga mengetahui dengan baik bahwa Arya Tara juga akan sanggup menolongnya, kemudian ia membuat tulisan “Hutan ini dipersembahkan kepada Dewi Tara” dan memajang tulisan tersebut pada sebatang pohon. Dengan cara demikian bahaya itu menjadi lenyap dengan sendirinya, berkat pertolongan Arya Tara, pada akhirnya mereka semua menganut jalan Mahayana.

12. Perlindungan dari rasa takut pada kemiskinan

Diceritakan ada seorang brahmana hidup sangat miskin dirundung oleh kesulitan, melihat arca batu Arya Tara di sebuah jalan kecil, di sanalah bagaimana kisah ini terjadi:

Arya Tara menunjuk pada suatu tempat di dekat sebuah stupa dan berkata: “Galilah di sana dan Engkau akan menemukan harta karun.” Dengan menggalinya brahmana itu menemukan berbagai benda berharga seperti teko emas penuh mutiara, teko perak penuh batu permata, yang dapat mengusir kemiskinan hingga tujuh turunan.

Diceritakan juga terdapat seorang petani miskin memohon kepada Arya Tara, menyebut-nyebut namanya hingga akhirnya ada seorang wanita dengan mengenakan busana daun-daunan muncul menyuruhnya pergi ke arah timur. Petani tersebut pergi ke arah timur, akhirnya tertidur di atas pasir, terbangun karena suara-suara gemerincing kelintingan yang menghiasi kuda berwarna hijau yang menggaruk-garuk pasir dengan kakinya. Sesaat kemudian kuda itu menghilang tanpa diketahui arahnya. Petani itu kemudian menggali bekas garukan telapak kaki kuda tersebut. Yang pertama-tama ia temukan adalah sebuah pintu perak, selanjutnya pintu emas, pintu lapis lazuli dan seterusnya. Semua pintu-pintu yang terbuat dari benda mulia itu terbuka dengan sendirinya. Di negeri bawah bumi ia menjadi pemimpin para naga dan ashura, menikmati banyak kegembiraan. Pada suatu hari ia kembali ke negeri asalnya melalui sebuah lubang di dalam bumi. Ia kemudian menurunkan tiga orang raja.

13. Perlindungan dari rasa takut terpisah dari keluarga

Ada seorang brahmana yang memiliki banyak anggota keluarga dan hidup sangat makmur. Suatu ketika wabah penyakit yang dahsyat datang menyerang hingga menyebabkan anak, istri, ipar, paman, serta sanak saudara yang lain meninggal dunia. Hatinya diliputi kepedihan, ia kemudian mengelana hingga ke Varanasi. Di sana ia sampai di suatu tempat di mana terdapat para upashaka sedang menyelenggarakan puja besar bagi Arya Tara. Ia mendengar keagungan Arya Tara. Dengan menggenggam beberapa kuntum bunga di tangan, ia berdoa kepadanya, ia ingin pada saat kembali ke rumahnya nanti dapat memperistri putri Maharaja Jayachandra serta menjadi tuan tanah. (Setelah doanya terberkati) ia akhirnya membangun 108 Vihara Arya Tara dan menjadikan semuanya tempat perayaan bagi para penganut Buddhis.

14. Perlindungan dari rasa takut pada hukuman raja

Di negeri bernama Ayodhya terdapat seorang menteri yang sangat beruntung dan kaya raya. Oleh karena sesuatu hal raja mulai tidak menyukainya dan sering mencelanya. Sebagai balasannya ia pergi dengan membawa serta orang-orang sang Raja menuju Tirahuti (Tirhut). Pada waktu lain ia pergi ke negeri Campara (Champaran), dan Raja Ayodhya mengirimkan empat orang kuat untuk menangkap menteri itu dan membawanya ke Ayodhya. Kemudian menteri tersebut ingat akan Dewi Tara, ia memohon pertolongannya dan melalui kekuatan siddhinya, rantai belenggu berubah menjadi emas pada saat tersentuh kakinya. Ketika dimasukkan ke dalam penjara, di tempat itu terjadi hujan untaian mutiara. Pada saat ia diikat di tiang pancang, tiang pancang berubah menjadi pohon mangga yang sedang berbunga dan berbuah. Sang Raja terkejut, demikian pula semua orang yang lain, mereka berkata, “Orang ini memiliki karma baik yang besar, bagaimana ia dijatuhi hukuman mati?” Kemudian Raja menjadikannya seorang pemimpin dari menteri kerajaan.

15. Perlindungan dari sambaran petir

Ada seorang upashaka di negeri Benggali (Bengal) pergi mencari tanah untuk dikerjakan. Di tengah perjalanan terdapatlah sebuah altar pemujaan yaksa. Upashaka itu berhenti sejenak dan kemudian pergi, hingga menyebabkan yaksa itu menjadi murka. Di malam hari 21 kali sambaran petir menghantam rumahnya dari langit, saat ia beristirahat dalam rumah. Ketika ia berpikir pada Arya Tara, dengan mudah kilatan petir-petir itu semuanya berubah menjadi bunga. Sehingga upashaka, istri, dan anaknya juga yang lainnya tidak menderita cedera. Petir-petir itu tinggal di sana dan memberinya kira-kira lima ratus macam vidhya-mantra-dhara. Dikatakan bahwa mereka membantu di dalam ibadahnya.

16. Perlindungan dari rasa takut gagal

Seorang menteri pergi ke negeri lain, dengan membawa barang-barang. Ia berharap akan bisa memperoleh beberapa tanah dari raja. Ia mempercayakan kekayaannya kepada seorang sahabatnya dan menaikkannya ke atas kapal besar di laut. Selama bertahun-tahun ia mengunjungi berbagai pulau di lautan, akan tetapi tidak menemukan kekayaan apa pun. Kebetulan perahunya diterpa angin kencang yang menguntungkan dan sampai di Pulau Malakha (Mlaca). Di pulau itu terdapat batu coral dan cendana putih, di mana setiap orang dapat mengambilnya sesuka hati. Demikian pula dengannya, ia mengambil sangat banyak hingga memenuhi perahunya dan selanjutnya meninggalkan pulau itu. Sebelum perjalanan sampai perahunya pecah, diserang oleh raksasa laut yang menyerupai ikan yang disebut Macchi, yang muncul dari dasar laut. Dengan menaiki balok kayu yang terbawa oleh gelombang akhirnya ia sampai juga di India. Ketika ia menghubungi sahabatnya yang dulu, ia mendapat kabar bahwa sahabatnya juga telah pergi dan meninggal diterkam harimau. Sejak saat itu ia menyadari tidak memiliki kekayaan lagi, ia menderita kelelahan dan pikirannya tidak bahagia. Saat itu dengan didorong oleh teman-temannya, ia membangkitkan keyakinan pada Dewi Tara dan memanjatkan permohonan kepadanya. Dewi Tara dalam mimpi berkata kepadanya, “Pergilah ke tepi Sungai Sindhu, apa yang Engkau inginkan akan terpenuhi.” Ia menuruti nasihat tersebut dan menemukan kekayaannya yang ada di perahu yang hilang di laut berada di Sungai Sindhu (Indus). Kemudian ia pergi ke tanah milik sahabatnya dan menggali tanahnya, ia menemukan semua yang ia percayakan kepada sahabatnya. Selanjutnya ia kembali negeri asalnya. Ia mempersembahkan sebatang kayu cendana putih sebagai hadiah, dan Raja memberinya lima buah desa yang makmur.